Sejarah dan Bukti Tertulis Majapahit
1. Kitab
Pararaton, isinya sebagian besar cerita mitos atau dongen tentang raja-raja
Singasari dan Majapahit. Selain itu juga diceritakan tentang Jayanegara
pemberontakan Ranggalawe dan Sora, serta peristiwa Bubat.
2. Kitab
Sorandakan, ditulis dalam bentuk kidung, menceritakan tentang pemberontakan
Sora terhadap Raja Jayanegara di Lumajang
3. Kitab
Ranggalawe, ditulis dalam bentuk kidung dan menceritakan tentang pemberontakan
Ranggalawe dari Tuban terhadap Jayanegara.
4. Prasasti
Taji Gunung, berisi tentang peneyebutan dewa-dewa dengan “Om, Namassiswaya namo Buddhaya”. Yang artinya “Selamat, bakti
kepada Siwa dan Buddha”.
5. Prasasti
Sutamrta, pada lempeng Xa baris ke-dua dank e-tiga nama dewa disebut “Sri Maharaja, apan Sira Prabu dewa mjurti,
wirinci narayana santaratma”. Artinya “Sri Maharaja, karena beliau adalah
seorang raja penjelmaan dewa, yaitu Wirinci (Brahma), Narayana (Wisnu), Sankara
(Siwa).
6. Prasasti
Singhasari, berbunyi “Komaktan. Paduka
sang lumah ring Siwa Buddha” yang artinya “sang paduka sudah bersatu dengan
Siwa Buddha”
7. Prasasti
Kudadu, mengenai pnegalaman Raden Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang
telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kerajaan balatentara Yagyaketwang setelah
Raden Wijaya menjadi raja dan bergelar Krtajaya Jayawardhana
Anantawikramottunggadewa, penduduk desa Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi
hadian tanah sima
8. Prasasti
Waringin pitu, mnegungkapkan bentuk pemerintahan dan system birokrasi Kerajaan
Majapahit yang terdiri dari 14 kerjaan bawahan yang dipimpin oleh seseorang
yang bergelar Bhre, yaitu Bhre Daha, Bhre Kahuripan, Bhre Pajang, Bhre Wengker,
Bhre Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre Tumapel, Bhre Jagaraga, Bhre Tanjungpura,
Bhre Kembang Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre Keling, dan BHre
Kelinggapura
9. Kitab
Negara Kertagama, karangan Empu Praparanca. Isinya tentang keadaan kota
Majapahit daerah-daerah jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk mngelilingi
daerah-daerah kekuasaannya. Selain itu juga disebutkan adanya upacara Sradda
untuk Gayatri mengenai pemerintahan dan kehidupan keagamaan zaman Majapahit.
10. Kitab
Sotasoma, karangan Empu Tantular. Isinya tentang riwayat Sotasoma, seorang anak
raja yang menjadi pendeta Buddha. Ia bersedia mengorbankan dirinya untuk kepentingan
semua makhluk yang ada dalam kesulitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar